Rabu, 01 September 2010

sejarah Bandar LokaJaya ( TUBAN )


Raden Said adalah seorang yang anak yang patuh kepada orangtuanya dan juga mau belajar agama namun jiwa muda Raden Said seakan meledak, manakala melihat praktek oknum pejabat kadipaten Tuban di saat menarik pajak secara paksa pada rakyat jelata. Raden Said muda yang tidak setuju pada segala kebijakan Ayahnya sebagai Adipati sering membangkang pada kebijakan-kebijakan ayahnya. Ia pun bertekad mencuri bahan makanan dr gudang kadipaten untuk dibagikan ke rakyat di malam hari dengan mudah ia melumpuhkan penjaga gudang dengan ilmu sirepnya. Namun naas, di aksi keduanya, ia tertangkap karena tertipu oleh tipu muslihat pengawal yang berpura-pura tidur. Marahlah Adipati Wilatikta ketika mengetahui pencuri itu adalah anaknya sendiri. Hukuman cambuk 200 kali di jatuhkan pada Putranya. Sesudah keluar dari hukuman dia benar - benar keluar dari lingkungan istana, Raden Said mengunakan topeng untuk merampok harta orang kaya yang pelit di Tuban, hasilnya di berikan pada masyarakat.



Kehadiran perampok budiman itu dimanfaatkan oleh seorang Perampok Ulung yang mengunakan pakain serupa, membuat onar, merampok dan memperkosa. pada suatu malam Raden Said mendengar teriakan wanita yang ingin di perkosa, hendak menolong tapi yang terjadi sebaliknya, perampok itu lekas pergi ketika melihat Raden Said yang sama mengunakan pakaian sepertinya. Teriakan wanita megundang masyarakat setempat, tangan Raden Said dipegang kencang karna wanita itu mengira dia lah yang telah menodainya, kepungan masyarakat tidak bisa di elakan, Raden Said menjadi tersangka. Dan ketika Raden Said mengungkapkan apa yang ia lihat di perjalanan tentang berbagai kezoliman, ia malah dimarahi oleh ayahnya, Raden Wilaktika dan justru dituding sebagai menyebarkan fitnah yang tidak-tidak.



Begitu malu Adipati dan istrinya, Raden Said di usir dari Istana, tidak boleh pulang sebelum bisa mengetarkan dinding – dinding istana kadipaten Tuban dengan ayat- ayat suci al-Qur’an dari jarak kejauhan. Tanpa sepengetahuan Ayah dan Ibunya, Dewi Rasawulan meninggalkan istana untuk mencari Kakaknya.



Selama bertahun - tahun Raden Said menjadi perampok budiman di jatiwangi dengan julukan Brandal Lokajaya. Hingga suatu hari, mata Brandal Lokajaya silau melihat sebuah tongkat yang di bawa Orang Tua berjubah putih, di ambilnya tongkat secara paksa membuat orang tua itu jatuh tersungkur, Lokajaya memperhatikan tongkat itu ternyata bukan terbuat dari emas melainkan dari kuningan, Orang tua itu menangis membuat Lokajaya semakin binggung, perkataan dan nasihat orang tua itu yang tak lain adalah Sunan Bonang membuat terharu di dalam dirinya. Sunan Bonang membuktikan ucapannya dengan mengubah pohon menjadi emas, terbelalaklah mata Lokajaya, dikeluarkanya ilmu kebatinan yang dipunya Raden Said, ternyata bukan sihir, semua nyata, Raden Said mengejar Sunan Bonang.



Sunan Bonang terhenti karna melihat sungai yang cukup lebar tidak ada jembatan dan perahu untuk menyebranginya, Raden Said ingin berguru, Sunan Bonang akan menerimanya dengan persyaratan. Raden Said diperintahkan menungu Tongkat yang di tancapkan di pinggir kali dan tidak boleh beranjak sebelum dia kembali. Raden Said menyangupinya. Sunan Bonang menyebrang sungai dengan berjalan, kakinya tidak basah sedikitpun walau menapak di atas air. Raden said berdoa Ashabul Kahfi lalu terlelap tidur selama 3 tahun di pinggir kali tersebut.



Masyarakat yang lewat menamakan Kali Jogo sang penjaga kali.,- kehujanan, kepanasan, pasang - surut air sungai tidak pernah meredamkan niatnya. Akar dan rerumputan telah merambati sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya Sunan Bonang datang dan membangunkanya dengan megumandangkan adzan, Raden said di bawa ketuban untuk mempelajari ilmu tingkat para Waliullah, Raden Said di ganti Namanya dengan nama Sunan Kali jaga.



Tiga tahunpun berlalu, Terlihatlah seorang pria berjubah putih yang tak lain Sunan Bonang berjalan di atas air (sungai) kearah raden said, Sunan Bonang mencari di manakan raden said, karna tubuh raden said sudah tak terlihat di tutupi akar dan rerumputan, Sunan bonang memberikan salam hingga yang ketiga kali “ Assalamu’alaikum “ Rerumputanpun seakan memberikan salam pada sunan bonang, akhirnya sunan bonang menemukan Raden said, di bersihkan akar dan reremputan di tubuh raden said, Sunan bonang mengumandangkan adzan di dekat telingganya, barulah Raden Said membuka sepasang matanya. Di bawalah Raden said ke Tuban.



Sunan bonang memberikan dua warna pilihan pada Raden Said yang sudah di ganti namanya dengan Kali jaga…, “ kali jaga, silahkan kamu pilih dua warna jubahmu ini, Hitam apa putih ?! ., sunan kali jagapun menjawab.., warna hitam kanjeng syech.., sunan bonang penasaran dengan jawaban sunan kali jaga “ kenapa kamu lebih memilih warna hitam, bukankah warna putih itu warna yang di sukai Rasulullah, dan bukankah warna putih itu lambang dri kesucian.., dengan lembutnya sunan kali jaga menjawab “ Maaf kanjeng syech, hamba memilih warna hitam, di sebabkan satu, karna warna hitam itu mengingatkan akan dosa hamba, dan yang kedua warna hitam itu lambing ilmu pengetahuan, yang apabila hamba cari ta’akan ada habisnya ilmu allah di jagat raya ini “



Menerapkan ilmu yang di dapat tak mudah untuk menerapkan di kalangan rakyat, Sunan kali jaga berdakwah dengan mengunakan syair “lir ilir, gundul-gundul pacul“



Rakyat tertarik dengan syair sunan kali jaga, ada sebagian mereka yang memeluk islam, ada sebagian lagi yang tetap dengan kekafiran, ternyata segelintiran mereka lebih suka dengan wayang, Sunan kali jagapun mengunakan media Wayang, ternyata banyak dari mereka yang tertarik, tapi sempat menjadi perdebatan para wali “ ajaran islam jangan di campur adukan dengan adat “



Selain dari para wali sendiri, ternyata dakwahnya sunan kali jaga membuat Ki Swandari menjadi berang, karna dia seorang dalang ternama yang merasa tersaingi dengan adanya Kali jaga., Ki swardani datang ke pertunjukkan Kali jaga dan diam-diam mengerahkan ilmunya untuk mengacaukan pertunjukkan. Tiba saja puluhan wayang yang siap dimainkan Kali jaga beterbangan seperti hidup dan ingin menyerang kali jaga, Sunan kali jaga mengerahkan ilmu kalimusada untuk menaklukan Ki swardani., Benar saja, dengan ilmu itu, KI SWANDARI langsung tersungkur dan wayang-wayang yang semula berkeliaran, kembali ke tempatnya. Ki swardanipun ingin menjadi muridnya, Walaupun dia adalah seoarang wali, Kali Jaga pun jg seorang anaknya. Ia tersentuh ketika melihat seorang muridnya di peluk seorang ibu, Sunan kali teringat ibunya (flash back) ketika sunan kali jaga di usir dari kadipaten oleh ayahnya.., “ jangan kau pulang, sebelum bisa mengetarkan dinding – dinding istana kadipaten Tuban dengan ayat- ayat suci al-Qur’an., Di malam harinya, Sunan Kali jaga sambil mengeluarkan air matanya, melantunkan ayat ayat suci al – qur’an, alunan merdu ayat suci al;qur’an yang di baca kali jagapun menembus tembok istana kadipaten Tuban. Adipati dan istrinya mendengar suara Raden said dan mencari sumber suaranya hinnga di kerahkan semua prajurit untuk mencari suara itu berasal dari mana tapi itu sia - sia belaka.



Ibunyapun menangis di pinggir di ranjang, karna tak menemukan anak yang di rindukan, tapi tangisan itu berubah ketika mendengar salam dari raden said, “ Assalamu alikum wahai ibundaku “ ternyata Raden said membelah raga untuk bertemu dengan ibunya., Bahagianya seorang ibu ketika mengetahui anaknya seorang wali. Sang Ayah menyerahkan kedudukan kepada Sunan Kalijaga, Tapi Sunan Kalijaga menolak, karena ingin berdakwah sepanjang hidupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

About Us

Ijizaqi Nin-jitsu Copyright © 2009 BeepTheGeek is Designed by Gaganpreet Singh